What is Auto-Clustering
What is Auto-Clustering #
Di dunia modern, ketersediaan data itu sangat penting. Kamu pasti ingin bisa akses informasi kapan pun dibutuhkan, tanpa hambatan. Karena itu, untuk solusi produksi yang cukup besar, sangat disarankan untuk menggunakan cluster.
Clustering adalah teknik menjalankan minimal dua instance dari sebuah layanan. Tujuannya adalah memberikan redundansi, jadi kalau salah satu instance gagal, sistem tetap jalan. Selain itu, cluster juga bisa menangani beban tinggi dengan lebih baik.
Tapi, membuat cluster biasanya butuh waktu dan bisa cukup rumit. Nah, platform ini ngebantu dengan mengotomatiskan proses clusterisasi untuk beberapa solusi populer. Kamu bisa langsung aktifkan lewat topology wizard, tanpa ribet konfigurasi manual. Otomatisasi ini bikin proses pembuatan cluster jadi jauh lebih cepat dan gampang — siap dipakai untuk kebutuhan produksi aplikasi kamu.
Enabling Auto-Clustering #
Saat ini, fitur Auto-Clustering lewat topology wizard sudah didukung oleh template-template berikut:
- Application Servers : Tomcat / TomEE, GlassFish, Payara, Jenkins, WildFly
- SQL Databases : MySQL, MariaDB, Percona, PostgreSQL
- NoSQL Databases : Couchbase, MongoDB, Redis, OpenSearch
- Storage : Shared Storage Container
💡 TIP
Selain fitur Auto-Clustering di topology wizard, kamu juga bisa menemukan berbagai solusi cluster yang sudah siap pakai di kategori Clusters pada Marketplace platform. Jadi, tinggal pilih dan deploy tanpa perlu setup dari nol — praktis dan hemat waktu!
1. Pilih salah satu stack yang tersedia di topology wizard. Nanti akan muncul switcher Auto-Clustering di bagian tengah tampilan untuk stack yang mendukung fitur ini.
2. Kamu bisa arahkan kursor ke ikon hint (petunjuk) untuk lihat info tambahan tentang cara kerja auto-clustering pada stack tersebut. Di dalam deskripsinya juga ada link Learn More yang akan mengarah ke dokumentasi lengkap kalau kamu ingin tahu lebih dalam.
3. Selain itu, setelah kamu mengaktifkan Auto-Clustering, biasanya akan muncul beberapa pengaturan tambahan untuk kustomisasi lebih lanjut dari cluster-nya. Contohnya, pada MariaDB auto-cluster, kamu bisa:
Additional Materials on Auto-Clustering #
Platform ini menyediakan dokumentasi lengkap, berbagai artikel blog, dan halaman GitHub khusus seputar topik Auto-Clustering, yang bisa kamu manfaatkan untuk belajar lebih dalam. Berikut beberapa referensinya:
- Auto-Clustering of Instances via Topology Wizard
Menjelaskan stack yang mendukung auto-clustering, serta cara pengelolaannya lewat topology wizard dan Cloud Scripting. - MariaDB/MySQL Auto-Clustering with Load Balancing and Replication
Membahas konfigurasi otomatis untuk clustering dan replikasi MariaDB/MySQL agar lebih tahan gangguan dan punya performa tinggi. - PostgreSQL Auto-Clustering with Asynchronous Master-Slave Replication
Menjelaskan cara membuat replikasi master-slave otomatis di PostgreSQL untuk menjaga ketersediaan data. - MongoDB Replica Set Auto-Clustering for High Availability and Performance
Panduan membangun cluster MongoDB dengan replikasi otomatis dan failover untuk sistem yang selalu tersedia. - Out-of-the-Box GlassFish & Payara Clustering
Tutorial membuat cluster Java EE dengan GlassFish dan Payara Micro untuk aplikasi yang butuh high availability di cloud. - Jenkins Cluster Hosting for CI/CD
Otomatisasi CI/CD untuk aplikasi Java menggunakan Jenkins cluster yang sudah dikonfigurasi master-slave. - WildFly Managed Domain in Containers
Cara memperluas WildFly dari mode standalone ke cluster dalam managed domain untuk aplikasi microservice. - Shared Storage Container Auto-Clustering
Panduan membuat storage cluster yang andal dengan AutoFS, NFSv4, dan GlusterFS. - Solutions Collection on GitHub
Berisi berbagai skrip otomatisasi untuk platform, termasuk solusi Auto-Clustering (contohnya: db-clustering, wildfly, glassfish, dan lainnya).
Powered by BetterDocs